Kita sering mendengar kata
Market Your self atau dengan kata memasarkan diri kita. Pertanyaannya, mengapa sih
kita perlu memasarkan diri kita sendiri? Begini, coba kita menengok sejenak , jamak
kita temui orang- orang yang memiliki
segudang prestasi, tapi tidak bisa menuai kesuksesan dari prestasinya itu.
Contoh lain, banyak orang sudah sukses, tapi berhenti di status quo. Padahal dia
bisa mendongkrak kesuksesan yang lebih tinggi lagi. Yang paling miris, ada
orang yang mempunyai talenta unik, tapi ia tidak dipakai di perusahaannya
sesuai dengan talentannya itu. Penyebabnya tak lain adalah mereka tidak bias memasarkan
diri sendiri sehingga perusahaan atau orang lain tidak tahu kalu dia mempunyai
kemampuan tersebut..Oleh sebab itu memasarkan diri kita sendiri
itu perlu . Kali ini tulisan saya merujuk pada buku Hermawan Kartajaya berjudul
“Marketing Yourself”
(MarkPlus, 2004).
“Mereka
tidak berpikir secara marketing. Mereka tidak berpikir secara strategis
mengenai dirinya sendiri dan potensi yang dimilikinya. Mereka tidak menyikapi
namanya sebagai sebuah merek!” --Hermawan Kartajaya
dalam bukunya--
Saya
sepakat soal alasan Hermawan Kartajaya yang ditulis dalam dalam bukunya . Dulu,
Shakespeare bilang “What is in a name?”—apalah arti sebuah nama. Di sini, nama
ada artinya temen temen. Karena nama itu
ibarat Branding atau merek sebuah
produk. Nama kita adalah merek kita sendiri. Sebab itu, kita perlu memasarkan
merek itu—khususnya sumberdaya, talenta, dan keahlian yang kita miliki kepada
orang lain yang menjadi target pasar maupun
stakeholder kita. Agar bisa sukses dipasarkan, sumberdaya, keahlian
dan talenta tadi kita olah agar mendatangkan nilai bagi pasar (lingkungan)
Dalam
ilmu manajemen, seperti ditulis Hermawan, sumber daya harus dikembangkan
menjadi core competence,
yakni mengembangkan keunggulan bersaing perusahaan. Demikian juga dengan diri
kita. Kita perlu mentransformasi talenta , keahlian dan sumberdaya kita menjadi
core competence yang
akhirnya menjadi keunggulan bersaing kita. Oleh
karena itu, layaknya sebuah perusahaan, kita perlu membangun apa yang namanya PDB (positioning,
diferensiasi, dan brand )
Rumusan ini biasa digambar dalam ikon
segitiga.
Positioning berarti di sini kita mau
menandaskan bagaimana kita mampu secara tepat memposisikan diri kita di benak
orang lain, ( istilah manajemen: pelanggan dan target pasar kita ). Tujuannya,
agar diri kita memiliki identitas yang jelas di benak pelanggan. Positioning ini merupakan janji
kita pada pelanggan.
Agar posisi
kita kuat, kita perlu mendukungnya dengan diferensiasi
yang kita punyai. Faktor inilah yang membedakan kita dengan orang lain yang
bisa menjadi “kompetitor” atau pesaing kita. Logikanya, diferensiasi yang kuat
akan menghasilkan brand integrity
yang kuat. Sementara, integrity yang kuat akan menghasilkan brand image yang kuat pula. Pada
akhirnya, image yang kuat akan menguatkan Brand Identity kita. Bila ini terjadi akan tercipta penguatan
secara kontinu.
Kita bisa
melihat unsur-unsur tadi dari sosok-sosok di sekitar kita, entah keluarga, teman
se kelas atau bahkan diri kita sendiri. Sayang sekali rasanya kalau, talenta,
keahlian dan sumberdaya ini, tidak kita pasarkan sedemikian rupa. padahal,
menjadi manusia yang penuh adalah ketika ia mampu berbuah banyak dan bermanfaat
banyak buat orang banyak. Nah, marketing lah yang menjadi salah satu jalan ke sana.
Lalu, bagaimana
cara kita memasarkannya ke para stakeholders dan target pasar, setelah kita
bisa merumuskan apa yang menjadi PDB dari kita sendiri? Insya Allah akan
saya ulas dalam catatan yang lain.
No comments:
Post a Comment